Leptospirosis - Waspadai penyakit saat banjir!
- Humas TBMT XVIII
- Jan 10, 2019
- 2 min read

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Saat musim hujan tiba, bencana yang paling sering terjadi adalah banjir. Banjir menimbulkan berbagai kerugian salah satunya adalah penyakit. Pada pembahasan kali ini, kami akan membahas salah satu penyakit yang sering terjadi saat banjir, yaitu Leptospirosis.
Apa itu Leptospirosis?
Leptospirosis (atau dikenal dengan istilah Penyakit Kencing Tikus) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen genus Leptospira, ditularkan secara langsung atau tidak langsung dari hewan ke manusia. Wabah Leptospirosis cenderung terjadi stelah hujan lebat atau banjir di suatu daerah terutama daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk.
Leptospirosis disebabkan oleh Leptospira Interrogan dari genus Leptospira dan famili treponemataceae. Kuman Leptospira bentuk spiral, tipis, dengan panjang 5-15 μm dan lebar 0.1-0.2 mm.

Bagaimana cara penyebaran pada penyakit Leptospirosis?
Leptospira tersebar di dalam urin (air seni) pada hewan yang terinfeksi, contoh hewannya seperti tikus, babi, kuda. Mikroorganisme ini dapat bertahan hidup selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan pada urin yang terkontaminasi.
Apakah kalian tau cara penularan pada penyakit ini? yaitu dengan melalui :
1. Kontak langsung dengan urin atau cairan reproduksi dari hewan yang terinfeksi.
2. Kontak dengan air yang terkontaminasi urin (banjir, sungai, limbah dan tanah basah).
3. Menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh air yang terkontaminasi urin
Penularan bisa melalui membran mukosa, konjungtiva, dan kulit yang terluka atau lecet. Penularan juga dapat terjadi dari manusia ke manusia melalui hubungan seksual atau menyusui (sangat jarang terjadi).

Bagaimana perjalanan penyakit dan gejala penyakit pada Leptospirosis?
Masa inkubasi leptospirosis adalah 2–30 hari, tetapi sering terjadi 5–14 hari setelah pemaparan. Kebanyakan dari infeksi ini tidak menimbulkan gejala, biasanya gejala yang timbul adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, mual, muntah, nyeri perut, diare, dan batuk. Pada kondisi yang parah bisa timbul gejala kekuningan (Jaundice), gagal ginjal, gangguan irama jantung (Aritmia), dan radang selaput otak.
Bagaimana tatalaksana pada penyakit ini?
Apabila diagnosis Leptospirosis ini telah ditegakkan, maka dapat diberikan obat Antibiotika tablet. Pada umumnya adalah Amoksisilin dan Sefalosporin generasi tiga. Antibiotika biasanya diberikan selama 1 minggu dan harus dikonsumsi hingga obat habis. Untuk mengatasi gejala awal leptospirosis, seperti demam, sakit kepala, atau nyeri otot dapat diberikan obat Paracetamol. Selain itu, dibutuhkan juga istirahat yang cukup
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mencegah penularan penyakit ini?
1. Menggunakan pelindung atau alas kaki ketika menuju daerah yang tercemar.
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boot, sarung tangan, dan masker.
3. Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
4. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
5. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
7. Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.
8. Menghindari pencemaran oleh tikus.

Referensi:
Leptospirosis Fact Sheet for Clinicans. Centers for Disease Control and Prevention. 2018. Availabe at https://www.cdc.gov/leptospirosis/
Leptospirosis. World Health Organization.2009. Available at : http://www.searo.who.int/about/administration_structure/cds/CDS_leptospirosis-Fact_Sheet.pdf
Comments